-->

Bagaimana Mekanisme Pergerakan Harga Saham Di Pasar Modal ?

Mungkin beberapa anda yang baru mengenal pasar modal masih bingung, kenapa harga saham itu bisa naik turun ? apa yang menyebabkan hal itu ?

Tentunya ada banyak faktor namun yang pasti perdagangan saham itu merupakan perdagangan yang hanya terletak pada satu tempat yaitu di bursa efek. Meski sekarang ada aplikasi online trading, aplikasi tersebut hanya menjadi jembatan.

Sementara proses terjadinya pedagangan tetap di bursa efek. Dengan demikian, harusnya kita bisa menganalisa apa yang menyebabkan harga saham naik dan apa yang menyebabkan harga saham turun, sehingga kita bisa buy saat harga saham akan naik dan sell disaat harga saham akan turun.

Lalu bagaimana mekanismenya ?

Sebenarnya mekanismenya sederhana, ketika ada yang ingin membeli maka harus ada yang menjual dan ketika ada yang ingin menjual maka harus ada yang membeli.

Sistem perdagangan saham itu mirip dengan lelang. Jadi ada dua pihak yaitu pembeli dan penjual. Kedua pihak akan melakukan entry baik buy dan sell dengan harga yang mereka kehendaki. Transaksi akan terjadi ketika ada persamaan harga antara yang dimasukan penjual dan pembeli.

Misal ada seorang trader ingin menjual saham ANTM diharga 950/lembar saham, disisi lain ada trader lain yang ingin membeli saham ANTM diharga 940/lembar saham.

Karena harga yang dikehendaki antara penjual dan pembeli tidak sama, maka transaksi tidak/belum terjadi dan pada fase ini kedua order statusnya "OPEN". Yang artinya masih terbuka untuk menunggu harga yang cocok.

Apabila ada trader lain yang ingin ingin membeli saham ANTM diharga 950/lembar saham, baru transaksi terjadi karena ada persamaan harga yang dikehendaki antara penjual dan pembeli. Dari proses transaksi yang berhasil itulah harga pada chart saham tertera, jadi kalau transaksi terjadi diharga 950 maka harga ANTM yang tertera pada charting adalah 950/lembar saham.

Setelah beberapa menit ada trader lain yang ingin menjual saham ANTM diharga 960/lembar saham. Apabila ada pembeli yang berkehendak untuk membeli diharga 960 maka saat itu juga harga ANTM yang tertera di charting akan mengalami kenaikan menjadi 960.

Juga sebaliknya, ketika ada transaksi yang terjadi diharga 940 atau dibawahnya maka harga ANTM yang tertera di charting akan mengalami penurunan.

Naik turunnya harga tersebut akan terus terjadi selama perdagangan di bursa berlangsung. Dan yang bisa kita pelajari disini adalah ternyata pergerakan harga saham itu dipengaruhi oleh pelaku pasar itu sendiri.

Sekarang kalau harga saham itu dipengaruhi oleh pelaku pasar, lalu apa yang mendasari harga itu bisa naik dan bisa turun ?

Disini hukum ekonomi berlaku (Suply Vs Demand) dimana ketika penawaran lebih kuat daripada demand maka harga akan turun tapi apabila permintaan lebih yang lebih kuat maka harganya akan naik.

Secara sederhana begini, ketika jumlah saham yang ingin dibeli lebih banyak daripada saham yang akan dijual ini artinya permintaan lebih kuat sehingga akan mendorong saham bergerak naik. Tapi kalau jumlah saham yang akan dijual ternyata lebih banyak daripada jumlah saham yang ingin dibeli ini berpotensi membuat harga saham turun.

Lalu apa yang menyebabkan perbedaan antara jumlah saham yang ingin dibeli dengan jumlah saham akan dijual ?

Itu banyak alasannya, ketika investor memiliki ketertarikan cukup tinggi pada suatu saham entah karena perusahaan itu bagus atau alasan apapun maka permintaan atau demand pada saham tersebut akan tinggi.

Berarti harganya akan naik dong.

Belum tentu, karena sekali lagi harga saham akan naik apabila permintaan (demand) lebih tinggi daripada penawaran (suply). Tapi ketika permintaan sudah tinggi namun ternyata ada lebih banyak saham yang akan dijual itu tidak mampu mendorong harga saham untuk naik.

Dengan kata lain, meningkatnya minat investor terhadap suatu saham belum tentu bisa menaikan harga suatu saham.

Itu artinya, sebagus apapun analisa kita tetap saja harga saham itu tidak bisa diprediksi. Kecuali anda tahu dengan jelas berapa jumlah saham suatu perusahaan yang beredar, siapa saja yang memilikinya dan seberapa tinggi minat para pemiliki saham untuk menjualnya.

Tapi meski kita tidak bisa menebak harga saham, kita tetap bisa memprdiksi arahnya apakah akan membentuk up tren atau down tren. Oleh sebab itu kita mengenal analisa teknikal dan fundamental.

Artikel tentang analisa pergerakan saham akan kita bahas dilain waktu karena untuk artikel ini kita hanya membahas mekanisme harga saham yang menjadi dasar mengapa harga saham bisa naik turun.

Jadi kesimpulannya

Harga saham akan naik apabila kemampuan beli para pembeli saham lebih kuat daripada kekuatan saham yang dijual. Sebaliknya, kalau ternyata kekuatan saham yang dijual lebih besar dibandingkan kekuatan pembelinya maka harga akan turun.

Sekian semoga menambah wawasan kita semua.